™[]**Do Not Forget To Give Your Comments About Our Blog**[]™

™[]**To See The Complete Entry Is Click Post Title**[]™

Minggu, 27 Juni 2010

Mikrotik Router SO



Kebutuhan akan akses internet dewasa ini sangat tinggi sekali. Baik untuk

mencari informasi, artikel, pengetahuan terbaru atau bahkan hanya untuk chating.

Pembagian nomor untuk internet atau biasa disebut dalam dunia networking adalah IP

Address sudah sangat menipis atau sudah hampir habis.

Satu IP Address perlu sekali berhubungan dengan IP address lainnya yang

berbeda class atau subnet, maka diperlukanlah suatu proses system untuk

menghubungkan IP Address itu, yaitu routing. Routing akan membuat sebuah rantai

jaringan saling terhubung dan bias berkomunikasi dengan baik, dan informasi yang

tersedia di satu IP Address akan didapatkan di IP address yang lainnya.

Device atau perangkat yang digunakan untuk proses routing biasa disebut

router. Router terdiri dari hardware & software keduanya harus terpasang dengan

sejalan atau sinkron supaya bisa bekerja dengan baik. Router bisa kita peroleh dengan

cara memakai langsung tanpa harus install system dengan menggunakan router

broadband atau kita bisa menggunakan komputer untuk membuat router dengan cara

menginstall system operasi atau software untuk membuat router dengan catatan

hardware pun mendukung untuk proses routing. Mikrotik adalah salah satu vendor baik

hardware dan software yang menyediakan fasilitas untuk membuat router. Salah satunya

adalah Mikrotik Router OS, ini adalah Operating system yang khusus digunakan untuk

membuat sebuah router dengan cara menginstallnya ke komputer. Fasilitas atau tools

yang disediakan dalam Mikrotik Router Os sangat lengkap untuk membangun sebuah

router yang handal dan stabil.

Modul mikrotik router Os

Modul 1

Installasi Mikrotik Router

1. Booting melalui CD-ROM

2. Setelah proses booting akan muncul menu pilihan software yang

mau di install, pilih sesuai kebutuhan yang akan direncanakan.

Modul mikrotik router Os

3. Ketik “ i “ setelah selesai memilih software, lalu akan menu

pilihan seperti ini :

- Do you want to keep old configuration ? [ y/n] ketik Y

- Continue ? [ y/n] ketik Y

Setelah itu proses installasi system dimulai, disini kita tidak

perlu membuat partisi hardisk karena secara otomatis dia akan

membuat partisi sendiri.

Proses Installasi

Modul mikrotik router Os

4. Setelah proses installasi selesai maka kita akan di minta untuk

merestart system, tekan enter untuk merestart system.

5. Setelah computer booting kembali ke system mikrotik, akan ada

pilihan untuk melakukan check system disk, tekan “ y “ .

Modul mikrotik router Os

6. Setelah itu akan muncul menu login

Mikrotik login = admin

Password = ( kosong, enter saja )

7. Untuk software license tekan “ y “ . Lalu enter beberapa kali

sampai muncul prompt untuk command line.

Prompt command line :

Modul mikrotik router Os

Modul 2

Basic Command

Summary on executing the commands and navigating the menus

Command Action

command [Enter] Executes the command

[?] Shows the list of all available commands

command [?] Displays help on the command and the list of arguments

command argument [?] Displays help on the command's argument

[Tab] Completes the command/word. If the input is ambiguous,

a second [Tab] gives possible options

/ Moves up to the base level

/command Executes the base level command

.. Moves up one level

List of commands

Commands

certificate import log ppp redo Special- login

driver interface password queue routing system

ip ping quit setup tool file

isdn-channels user export port radius snmp

undo

Modul mikrotik router Os

Modul 3

Setting IP Address, Gateway & Name server

1. IP Address

Bentuk perintah konfigurasi

ip address add address ={ ip address / netmask }

interface ={ nama interface, ether1 atau ether2 bila ada 2 network

card }

Contoh konfigurasi :

Perintah ip address print adalah untuk melihat hasil dari konfigurasi.

2. Gateway

Bentuk perintah konfigurasi :

ip route add gateway ={ ip gateway }

Contoh konfigurasi :

Modul mikrotik router Os

Perintah ip route print adalah untuk melihat routing table.

3. Name Server

Bentuk perintah konfigurasi :

ip dns set primary-dns ={ dns utama }

seconday-dns ={ dns ke dua }

Contoh konfigurasi :

Perintah ip dns print adalah untuk melihat hasil dari konfigurasi dns.

Modul mikrotik router Os

MODUL 4

Setting Routing

Router adalah sebuah device yang berfungsi untuk meneruskan

paket-paket dari sebuah network ke network yang lainnya baik LAN ke

LAN atau ke WAN sehingga host-host yang ada pada sebuah network

bisa berkomunikasi dengan host-host yang ada pada network yang lain.

Tujuan dari routing adalah agar paket IP kita dikirim sampai

pada target, begitu juga paket IP yang ditujukan untuk kita sampai

dengan baik. Target atau destination ini bisa berada dalam 1 jaringan

atau pun berbeda jaringan baik secara topologis maupun geografis.

a. Routing static

Bentuk Perintah konfigurasi :

ip route add dst-address ={ ip network atau ip host yang dituju }

gateway ={ ip gateway untuk melewati paket }

Contoh konfigurasi :

Artinya tujuan network 192.168.0.0/24 lewat gateway 172.99.77.2

Artinya tujuan host 202.10.56.2 lewat gateway 203.33.45.6

Modul mikrotik router Os

b. Routing untuk 2 isp

Routing untuk 2 isp atau lebih ini bisa kita analogikan ketika kita

dihadapkan pada masalah memakai 2 atau lebih koneksi, salah satu

permasalahannya juga adalah apabila isp pertama memberikan

banwidth yang berbeda dengan isp yang kedua, hal ini bisa kita

lakukan dengan mikrotik yaitu dengan membagi atau balance paket

data ( Static Equal Cost Multi-Path Routing ) .

Contoh perintah konfigurasi :

ip route add gateway=192.168.1.1,192.168.2.1,192.168.2.1

Note :

Perintah diatas mendefinisikan bahwa besar bandwidth dari gateway

192.168.2.1 lebih besar 2 kali dari bandwidth yang didapat dari

gateway 192.168.1.1, jadi bisa diartikan untuk routing lebih dari 1 isp

ini harus diketahui besar bandwith mana yang lebih besar yang

diberikan setelah itu kita bisa memasukan konfigurasi seperti diatas.

Modul mikrotik router Os

Modul 5

Network Address Translation & Transparent Proxy Server with

Web Proxy

1. Network Address Translation

Misi awal Internet adalah sebagai jaringan komunikasi nonprofit.

Pada awalnya, Internet didesain tanpa memperhatikan dunia

bisnis. Kemudian hal ini menjadi masalah sekarang dan di masa

depan. Dengan semakin banyaknya penghuni Internet, baik pencari

informasi maupun penyedia informasi, maka kebutuhan akan

pengalamatan di Internet makin membengkak. Kebutuhan besar akan

IP address biasanya terjadi di jaringan komputer perusahaan dan LANLAN

di lembaga pendidikan.

IP address sebagai sarana pengalamatan di Internet semakin

menjadi barang mewah dan ekslusif. Tidak sembarang orang sekarang

ini bisa mendapatkan IP address public dengan mudah. Oleh karena

itulah dibutuhkan suatu mekanisme yang dapat menghemat IP

address. Logika sederhana untuk penghematan IP address ialah

dengan meng- share suatu nomor IP address public ke komputer client

lainnya. Atau dengan kata lain beberapa komputer bisa mengakses

Internet walau kita hanya memiliki satu IP address public. Salah satu

Mekanisme itu disediakan oleh Network Address Translation (NAT)

Bentuk perintah konfigurasi :

ip firewall nat add chain =srcnat

action =masquerade

out-interface = { ether yang langsung terhubung ke internet langsung

atau public }

Modul mikrotik router Os

Contoh konfigurasi :

Perintah ip firewall nat print adalah untuk melihat table nat.

2. Transparent Proxy Server

Proxy server merupakan program yang dapat mempercepat akses ke

suatu web yang sudah diakses oleh komputer lain, karena sudah di

simpan didalam caching server.

Transparent proxy menguntungkan dalam management client,

karena system administrator tidak perlu lagi melakukan setup proxy

di setiap browser komputer client karena redirection dilakukan

otomatis di sisi server.

Bentuk perintah konfigurasi :

a. Setting web proxy :

- ip proxy set enable =yes

port ={ port yang mau digunakan }

maximal-client-connections =1000

maximal-server-connections =1000

- ip proxy direct add src-address ={ network yang akan di

NAT}

action =allow

- ip web-proxy set parent-proxy ={proxy parent/optional}

hostname ={ nama host untuk proxy/optional}

port ={port yang mau digunakan}

Modul mikrotik router Os

src-address ={ address yang akan digunakan untuk koneksi

ke parent proxy/default 0.0.0.0}

transparent-proxy =yes

max-object-size ={ ukuran maximal file yang akan disimpan

sebagai cache/default 4096 in Kilobytes}

max-cache-size = { ukuran maximal hardisk yang akan

dipakai sebagai penyimpan file cache/ unlimited | none | 12

in megabytes}

cache-administrator ={ email administrator yang akan

digunakan apabila proxy eror, status akan dikirim ke email

tersebut}

enable= =yes

Contoh konfigurasi :

Note :

ip web-proxy print { untuk melihat hasil konfigurasi web-proxy}

ip web-proxy monitor { untuk monitoring kerja web-proxy}

Modul mikrotik router Os

b. Setting firewall untuk Transparant Proxy

Bentuk perintah konfigurasi :

ip firewall nat add chain =dstnat

protocol =tcp

dst-port =80

action =redirect

to-ports ={ port proxy }

Contoh konfigurasi :

Modul mikrotik router Os

Modul 6

DHCP Server

DHCP merupakan singkatan dari Dynamic Host Configuration Protocol ,

yaitu suatu program yang memungkinkan pengaturan IP Address di

dalam sebuah jaringan dilakukan terpusat di server, sehingga PC Client

tidak perlu melakukan konfigurasi IP Addres. DHCP memudahkan

administrator untuk melakukan pengalamatan ip address untuk client.

Bentuk perintah konfigurasi :

ip dhcp-server setup

dhcp server interface = { interface yang digunakan }

dhcp server space = { network yang akan di dhcp }

gateway for dhcp network = { ip gateway }

address to give out = { range ip address }

dns servers = { name server }

lease time = { waktu sewa yang diberikan }

Contoh konfigurasi :

Modul mikrotik router Os

MODUL 7

Bandwidth Management

QoS memegang peranan sangat penting dalam hal memberikan

pelayanan yang baik pada client. Untuk itu kita memerlukan

bandwidth management untuk mengatur tiap data yang lewat, sehingga

pembagian bandwidth menjadi adil.

Dalam hal ini Mikrotik RouterOs juga menyertakan packet

software untuk memanagement bandwidth.

Contoh Implementasinya seperti di bawah ini :

A. Cara 1

Bentuk perintah konfigurasi:

queue simple add name ={ nama }

target-addresses ={ ip address yang dituju }

interface ={ interface yang digunakan untuk melewati data }

max-limit ={ out/in }

Contoh Konfigurasi :

Modul mikrotik router Os

B. cara 2

1. Browse ip router lewat browser kesayangan anda.

2. Masuk ke Menu Simple Queues

Lalu Isi seperti yang direncanakan :

Modul mikrotik router Os

Keterangan :

a. Name = Nama untuk class

b. Out-limit = Bandwidth yang keluar atau uplink

c. In-limit = Bandwidth yang masuk atau downlink

d. Target-ip = IP address yang dituju

e. Interface = Ethernet yang di gunakan untuk keluar data

menuju target ip

f. Time = Waktu yang diberikan untuk pemakaian bandwidth

g. Days = Hari yang diberikan untuk pemakaian bandwidth

Modul mikrotik router Os


Deskripsi

Backup konfigurasi dapat digunakan untuk membackup konfigurasi MikroTik RouterOS ke dalam sebuah file binari yang dapat disimpan di router atau diunduh menggunakan FTP. Fasilitas restore konfigurasi dapat digunakan untuk mengembalikan konfigurasi router dari file backup.
Export konfigurasi dapat digunakan untuk memperlihatkan konfigurasi MikroTik RouterOS ke layar konsol atau ke dalam sebuah file teks (script), yang kemudian dapat diunduh dengan menggunakan FTP. Import konfigurasi dapat digunakan untuk mengimport konfigurasi dari sebuah file teks.
Perintah system reset digunakan untuk menghapus semua konfigurasi router. Sebelum melakukan hal tersebut, dianjurkan untuk melakukan backup konfigurasi terlebih dahulu.
Catatan! Untuk meyakinkan bahwa backup tidak gagal, perintah system backup load harus digunakan pada komputer yang sama dengan perangkat keras sama dengan ketika menjalankan perintah system backup save.
Backup Sistem

Submenu level: /system backup
Deskripsi

Perintah save digunakan untuk menyimpan keseluruhan konfigurasi router ke dalam sebuah file backup. File tersebut dapat dilihat melalui submenu /file dan dapat diunduh menggunakan ftp untuk menyimpan backup dari konfigurasi router.
Untuk melakukan restore terhadap konfigurasi sistem, sebagai contoh, setelah menjalankan /system reset, file backup sebelumnya dapat diupload ke router melalui ftp dan dengan menjalankan perintah load dalam submenu /system backup.
Deskripsi Perintah

load name=[filename] – Memanggil backup konfigurasi dari sebuah file
save name=[filename] – Menyimpan backup konfigurasi ke dalam sebuah file
Contoh

Untuk menyimpan konfigurasi router ke dalam file test:

[admin@MikroTik] system backup> save name=test

Configuration backup saved

[admin@MikroTik] system backup>

Untuk melihat file yang tersimpan di dalam router:

[admin@MikroTik] > file print

# NAME TYPE SIZE CREATION-TIME

0 test.backup backup 12567 sep/08/2004 21:07:50

[admin@MikroTik] >

Contoh

Untuk memanggil backup konfigurasi dari file test:

[admin@MikroTik] system backup> load name=test

Restore and reboot? [y/N]: y

...

Perintah Export

Nama perintah: /export
Deskripsi

Perintah export menampilkan (print-out) sebuah script yang dapat digunakan untuk me-restore konfigurasi. Perintah dapat dijalankan dari semua tingkatan menu, dan menghasilkan script sesuai dengan tingkatan menu tersebut serta menu-menu yang terdapat di dalamnya. Argumen from dapat digunakan untuk melakukan export terhadap item-item tertentu. Dalam kasus ini export mengabaikan hirarki tingkatan menu. Perintah ini juga memiliki argumen file yang memungkinkan kita untuk menyimpan file script hasil export di dalam router yang dapat diakses kemudian melalui FTP.
Deskripsi Perintah

file=[filename] – menyimpan hasil perintah ke dalam sebuah file
from=[number] - menenentukan dari item mana export mulai dilakukan
Contoh

[admin@MikroTik] > ip address print

Flags: X - disabled, I - invalid, D - dynamic

# ADDRESS NETWORK BROADCAST INTERFACE

0 10.1.0.172/24 10.1.0.0 10.1.0.255 bridge1

1 10.5.1.1/24 10.5.1.0 10.5.1.255 ether1

[admin@MikroTik] >

Untuk membuat sebuah file export:

[admin@MikroTik] ip address> export file=address

[admin@MikroTik] ip address>

Untuk membuat file export mulai dari item nomor 1:

[admin@MikroTik] ip address> export file=address1 from=1

[admin@MikroTik] ip address>

Untuk melihat file yang tersimpan di dalam router:

[admin@MikroTik] > file print

# NAME TYPE SIZE CREATION-TIME

0 address.rsc script 315 dec/23/2003 13:21:48

1 address1.rsc script 201 dec/23/2003 13:22:57

[admin@MikroTik] >

Untuk melakukan export tanpa menggunakan argumen file (hanya memperlihatkan di layar):

[admin@MikroTik] ip address> export from=0,1

# nov/13/2004 13:25:30 by RouterOS 2.9

# software id = MGJ4-MAN

#

/ ip address

add address=10.1.0.172/24 network=10.1.0.0 broadcast=10.1.0.255 \

interface=bridge1 comment="" disabled=no

add address=10.5.1.1/24 network=10.5.1.0 broadcast=10.5.1.255 \

interface=ether1 comment="" disabled=no

[admin@MikroTik] ip address>

Perintah Import

Nama perintah: /import

lalu

lalu



Perintah mikrotik sebenarnya hampir sama dengan perintah yang ada dilinux,
sebab pada dasarnya mikrotik ini merupakan kernel Linux, hasil pengolahan
kembali Linux dari Distribusi Debian. Pemakaian perintah shellnya sama,
seperti penghematan perintah, cukup menggunakan tombol TAB di keyboard
maka perintah yang panjang, tidak perlu lagi diketikkan, hanya ketikkan
awal nama perintahnya, nanti secara otomatis Shell akan menampilkan sendiri
perintah yang berkenaan. Misalnya perintah IP ADDRESS di mikrotik. Cukup
hanya mengetikkan IP ADD spasi tekan tombol TAB, maka otomatis shell
akan mengenali dan menterjemahkan sebagai perintah IP ADDRESS.

Baiklah kita lanjutkan pengenalan perintah ini.

Setelah login, cek kondisi interface atau ethernet card.

–[1]– Melihat kondisi interface pada Mikrotik Router

[admin@Mikrotik] > interface print
Flags: X - disabled, D - dynamic, R - running
# NAME TYPE RX-RATE TX-RATE MTU
0 R ether1 ether 0 0 1500
1 R ether2 ether 0 0 1500

[admin@Mikrotik]>

Jika interfacenya ada tanda X (disabled) setelah nomor (0,1), maka periksa lagi
etherned cardnya, seharusnya R (running).

a. Mengganti nama interface
[admin@Mikrotik] > interface(enter)

b. Untuk mengganti nama Interface ether1 menjadi Public (atau terserah namanya), maka
[admin@Mikrotik] interface> set 0 name=Public

c. Begitu juga untuk ether2, misalkan namanya diganti menjadi Local, maka
[admin@Mikrotik] interface> set 1 name=Local

d. atau langsung saja dari posisi root direktori, memakai tanda “/”, tanpa tanda kutip
[admin@Mikrotik] > /interface set 0 name=Public

e. Cek lagi apakah nama interface sudah diganti.
[admin@Mikrotik] > /interface print

Flags: X - disabled, D - dynamic, R - running
# NAME TYPE RX-RATE TX-RATE MTU
0 R Local ether 0 0 1500
1 R Public ether 0 0 1500

–[2]– Mengganti password default
Untuk keamanan ganti password default
[admin@Mikrotik] > password
old password: *****
new password: *****
retype new password: *****
[admin@ Mikrotik]]>

–[3]– Mengganti nama hostname
Mengganti nama Mikrotik Router untuk memudahkan konfigurasi, pada langkah ini
nama server akan diganti menjadi “routerku”

[admin@Mikrotik] > system identity set name=routerku
[admin@routerku]>

–[4]– Setting IP Address, Gateway, Masqureade dan Name Server

–[4.1]– IP Address

Bentuk Perintah konfigurasi

ip address add address ={ip address/netmask} interface={nama interface}

a. Memberikan IP address pada interface Mikrotik. Misalkan Public akan kita gunakan untuk
koneksi ke Internet dengan IP 192.168.1.2 dan Local akan kita gunakan untuk network LAN
kita dengan IP 192.168.0.30 (Lihat topologi)

[admin@routerku] > ip address add address=192.168.1.2 \
netmask=255.255.255.0 interface=Public comment=”IP ke Internet”

[admin@routerku] > ip address add address=192.168.0.30 \
netmask=255.255.255.224 interface=Local comment = “IP ke LAN”

b. Melihat konfigurasi IP address yang sudah kita berikan

[admin@routerku] >ip address print
Flags: X - disabled, I - invalid, D - dynamic
# ADDRESS NETWORK BROADCAST INTERFACE
0 ;;; IP Address ke Internet
192.168.0.30/27 192.168.0.0 192.168.0.31 Local
1 ;;; IP Address ke LAN
192.168.1.2/24 192.168.0.0 192.168.1.255 Public
[admin@routerku]>

–[4.2]– Gateway

Bentuk Perintah Konfigurasi

ip route add gateway={ip gateway}

a. Memberikan default Gateway, diasumsikan gateway untuk koneksi internet adalah
192.168.1.1

[admin@routerku] > /ip route add gateway=192.168.1.1

b. Melihat Tabel routing pada Mikrotik Routers

[admin@routerku] > ip route print

Flags: X - disabled, A - active, D - dynamic,
C - connect, S - static, r - rip, b - bgp, o - ospf
# DST-ADDRESS PREFSRC G GATEWAY DISTANCE INTERFACE
0 ADC 192.168.0.0/24 192.168.0.30 Local
1 ADC 192.168.0.0/27 192.168.1.2 Public
2 A S 0.0.0.0/0 r 192.168.1.1 Public
[admin@routerku]>

c. Tes Ping ke Gateway untuk memastikan konfigurasi sudah benar

[admin@routerku] > ping 192.168.1.1
192.168.1.1 64 byte ping: ttl=64 time<1 ms
192.168.1.1 64 byte ping: ttl=64 time<1 ms
2 packets transmitted, 2 packets received, 0% packet loss
round-trip min/avg/max = 0/0.0/0 ms
[admin@routerku]>

–[4.3]– NAT (Network Address Translation)

Bentuk Perintah Konfigurasi

ip firewall nat add chain=srcnat action=masquerade out-inteface={ethernet
yang langsung terhubung ke Internet atau Public}

a. Setup Masquerading, Jika Mikrotik akan kita pergunakan sebagai gateway server maka agar
client computer pada network dapat terkoneksi ke internet perlu kita masquerading.

[admin@routerku] > ip firewall nat add chain=scrnat out-interface=Public action=masquerade
[admin@routerku]>

b. Melihat konfigurasi Masquerading

[admin@routerku] ip firewall nat print
Flags: X - disabled, I - invalid, D - dynamic
0 chain=srcnat out-interface=Public action=masquerade
[admin@routerku]>

–[4.4] Name server

Bentuk Perintah Konfigurasi

ip dns set primary-dns={dns utama} secondary-dns={dns ke dua}

a. Setup DNS pada Mikrotik Routers, misalkan DNS dengan Ip Addressnya
Primary = 202.134.0.155, Secondary = 202.134.2.5

[admin@routerku] > ip dns set primary-dns=202.134.0.155 allow-remoterequests=yes
[admin@routerku] > ip dns set secondary-dns=202.134.2.5 allow-remoterequests=yes

b. Melihat konfigurasi DNS

[admin@routerku] > ip dns print
primary-dns: 202.134.0.155
secondary-dns: 202.134.2.5
allow-remote-requests: no
cache-size: 2048KiB
cache-max-ttl: 1w
cache-used: 16KiB

[admin@routerku]>

c. Tes untuk akses domain, misalnya dengan ping nama domain

[admin@routerku] > ping yahoo.com
216.109.112.135 64 byte ping: ttl=48 time=250 ms
10 packets transmitted, 10 packets received, 0% packet loss
round-trip min/avg/max = 571/571.0/571 ms
[admin@routerku]>

Jika sudah berhasil reply berarti seting DNS sudah benar.

Setelah langkah ini bisa dilakukan pemeriksaan untuk koneksi dari jaringan local. Dan jika
berhasil berarti kita sudah berhasil melakukan instalasi Mikrotik Router sebagai Gateway
server. Setelah terkoneksi dengan jaringan Mikrotik dapat dimanage menggunakan WinBox yang
bisa di download dari Mikrotik.com atau dari server mikrotik kita. Misal Ip address server
mikrotik kita 192.168.0.30, via browser buka http://192.168.0.30. Di Browser akan ditampilkan
dalam bentuk web dengan beberapa menu, cari tulisan Download dan download WinBox dari situ.
Simpan di local harddisk. Jalankan Winbox, masukkan Ip address, username dan password.

–[5]– DHCP Server

DHCP merupakan singkatan dari Dynamic Host Configuration Protocol, yaitu suatu program yang
memungkinkan pengaturan IP Address di dalam sebuah jaringan dilakukan terpusat di server,
sehingga PC Client tidak perlu melakukan konfigurasi IP Addres. DHCP memudahkan administrator
untuk melakukan pengalamatan ip address untuk client.

Bentuk perintah konfigurasi

ip dhcp-server setup
dhcp server interface = { interface yang digunakan }
dhcp server space = { network yang akan di dhcp }
gateway for dhcp network = { ip gateway }
address to give out = { range ip address }
dns servers = { name server }
lease time = { waktu sewa yang diberikan }

Jika kita menginginkan client mendapatkan IP address secara otomatis maka perlu kita setup
dhcp server pada Mikrotik. Berikut langkah-langkahnya :

a. Tambahkan IP address pool

/ip pool add name=dhcp-pool ranges=192.168.0.1-192.168.0.30

b. Tambahkan DHCP Network dan gatewaynya yang akan didistribusikan ke client.
Pada contoh ini networknya adalah 192.168.0.0/27 dan gatewaynya 122.168.0.30

/ip dhcp-server network add address=192.168.0.0/27 gateway=192.168.0.30 dns-server=192.168.0.30 \
comment=””

c. Tambahkan DHCP Server ( pada contoh ini dhcp diterapkan pada interface Local )

/ip dhcp-server add interface=local address-pool=dhcp-pool

d. Lihat status DHCP server

[admin@routerku] > ip dhcp-server print

Flags: X - disabled, I - invalid

# NAME INTERFACE RELAY ADDRESS-POOL LEASE-TIME ADD-ARP

0dhcp1 Local

Tanda X menyatakan bahwa DHCP server belum enable maka perlu dienablekan terlebih
dahulu pada langkah e.

e. Jangan Lupa dibuat enable dulu dhcp servernya

/ip dhcp-server enable 0

kemudian cek kembali dhcp-server seperti langkah 4, jika tanda X sudah tidak ada berarti
sudah aktif

f. Tes Dari client

Misalnya :
D:\>ping www.yahoo.com

–[6]– Transparent Proxy Server

Proxy server merupakan program yang dapat mempercepat akses ke suatu web
yang sudah diakses oleh komputer lain, karena sudah di simpan didalam
caching server.Transparent proxy menguntungkan dalam management client,
karena system administrator tidak perlu lagi melakukan setup proxy di
setiap browser komputer client karena redirection dilakukan otomatis di sisi
server.

Bentuk perintah konfigurasi :
a. Setting web proxy :

- ip proxy set enable=yes
port={ port yang mau digunakan }
maximal-client-connections=1000
maximal-server-connections=1000

- ip proxy direct add src-address={ network yang akan di
NAT} action=allow

- ip web-proxy set parent-proxy={proxy parent/optional}
hostname={ nama host untuk proxy/optional}
port={port yang mau digunakan}
src-address={ address yang akan digunakan untuk koneksi
ke parent proxy/default 0.0.0.0}
transparent-proxy=yes
max-object-size={ ukuran maximal file yang akan disimpan
sebagai cache/default 4096 in Kilobytes}
max-cache-size= { ukuran maximal hardisk yang akan
dipakai sebagai penyimpan file cache/unlimited
| none | 12 in megabytes}
cache-administrator={ email administrator yang akan digunakan
apabila proxy error, status akan dikirim
ke email tersebut}
enable==yes

Contoh konfigurasi
——————-

a. Web proxy setting

/ ip web-proxy
set enabled=yes src-address=0.0.0.0 port=8080 \
hostname=”proxy.routerku.co.id” transparent-proxy=yes \
parent-proxy=0.0.0.0:0 cache-administrator=”support@routerku.co.id” \
max-object-size=131072KiB cache-drive=system max-cache-size=unlimited \
max-ram-cache-size=unlimited

Nat Redirect, perlu ditambahkan yaitu rule REDIRECTING untuk membelokkan
traffic HTTP menuju ke WEB-PROXY.

b. Setting firewall untuk Transparant Proxy

Bentuk perintah konfigurasi :

ip firewall nat add chain=dstnat
protocol=tcp
dst-port=80
action=redirect
to-ports={ port proxy }

Perintahnya:

——————————————————————————–
/ ip firewall nat
add chain=dstnat protocol=tcp dst-port=80 action=redirect to-ports=8080 \
comment=”” disabled=no
add chain=dstnat protocol=tcp dst-port=3128 action=redirect to-ports=8080 \
comment=”” disabled=no
add chain=dstnat protocol=tcp dst-port=8000 action=redirect to-ports=8080 \
——————————————————————————–

perintah diatas dimaksudkan, agar semua trafik yang menuju Port 80,3128,8000
dibelokkan menuju port 8080 yaitu portnya Web-Proxy.

CATATAN:
Perintah

/ip web-proxy print { untuk melihat hasil konfigurasi web-proxy}
/ip web-proxy monitor { untuk monitoring kerja web-proxy}

–[7]– Bandwidth Management

QoS memegang peranan sangat penting dalam hal memberikan pelayanan
yang baik pada client. Untuk itu kita memerlukan bandwidth management
untuk mengatur tiap data yang lewat, sehingga pembagian bandwidth menjadi
adil. Dalam hal ini Mikrotik RouterOs juga menyertakan packet software
untuk memanagement bandwidth.

Bentuk perintah konfigurasi:

queue simple add name={ nama }
target-addresses={ ip address yang dituju }
interface={ interface yang digunakan untuk melewati data }
max-limit={ out/in }

Dibawah ini terdapat konfigurasi Trafik shaping atau bandwidth management
dengan metode Simple Queue, sesuai namanya, Jenis Queue ini memang
sederhana, namun memiliki kelemahan, kadangkala terjadi kebocoran bandwidth
atau bandwidthnya tidak secara real di monitor. Pemakaian untuk 10 Client,
Queue jenis ini tidak masalah.

Diasumsikan Client ada sebanyak 15 client, dan masing-masing client diberi
jatah bandwidth minimum sebanyak 8kbps, dan maksimum 48kbps. Sedangkan
Bandwidth totalnya sebanyak 192kbps. Untuk upstream tidak diberi rule,
berarti masing-masing client dapat menggunakan bandwidth uptream secara
maksimum. Perhatikan perintah priority, range priority di Mikrotik sebanyak
delapan. Berarti dari 1 sampai 8, priority 1 adalah priority tertinggi,
sedangkan priority 8 merupakan priority terendah.

Berikut Contoh kongirufasinya.
——————————————————————————–
/ queue simple
add name=”trafikshaping” target-addresses=192.168.0.0/27 dst-address=0.0.0.0/0 \
interface=all parent=none priority=1 queue=default/default \
limit-at=0/64000 max-limit=0/192000 total-queue=default disabled=no
add name=”01″ target-addresses=192.168.0.1/32 dst-address=0.0.0.0/0 \
interface=all parent=trafikshaping priority=1 queue=default/default \
limit-at=0/8000 max-limit=0/48000 total-queue=default disabled=no
add name=”02″ target-addresses=192.168.0.2/32 dst-address=0.0.0.0/0 \
interface=all parent=trafikshaping priority=1 queue=default/default \
limit-at=0/8000 max-limit=0/48000 total-queue=default disabled=no
add name=”03″ target-addresses=192.168.0.3/32 dst-address=0.0.0.0/0 \
interface=all parent=trafikshaping priority=1 queue=default/default \
limit-at=0/8000 max-limit=0/48000 total-queue=default disabled=no
add name=”04″ target-addresses=192.168.0.4/32 dst-address=0.0.0.0/0 \
interface=all parent=trafikshaping priority=1 queue=default/default \
limit-at=0/8000 max-limit=0/48000 total-queue=default disabled=no
add name=”10″ target-addresses=192.168.0.25/32 dst-address=0.0.0.0/0 \
interface=all parent=trafikshaping priority=1 queue=default/default \
limit-at=0/8000 max-limit=0/48000 total-queue=default disabled=no
add name=”05″ target-addresses=192.168.0.5/32 dst-address=0.0.0.0/0 \
interface=all parent=trafikshaping priority=1 queue=default/default \
limit-at=0/8000 max-limit=0/48000 total-queue=default disabled=no
add name=”06″ target-addresses=192.168.0.6/32 dst-address=0.0.0.0/0 \
interface=all parent=trafikshaping priority=1 queue=default/default \
limit-at=0/8000 max-limit=0/48000 total-queue=default disabled=no
add name=”07″ target-addresses=192.168.0.7/32 dst-address=0.0.0.0/0 \
interface=all parent=trafikshaping priority=1 queue=default/default \
limit-at=0/8000 max-limit=0/48000 total-queue=default disabled=no
add name=”08″ target-addresses=192.168.0.8/32 dst-address=0.0.0.0/0 \
interface=all parent=trafikshaping priority=1 queue=default/default \
limit-at=0/8000 max-limit=0/48000 total-queue=default disabled=no
add name=”09″ target-addresses=192.168.0.9/32 dst-address=0.0.0.0/0 \
interface=all parent=trafikshaping priority=1 queue=default/default \
limit-at=0/8000 max-limit=0/48000 total-queue=default disabled=no
add name=”10″ target-addresses=192.168.0.10/32 dst-address=0.0.0.0/0 \
interface=all parent=trafikshaping priority=1 queue=default/default \
limit-at=0/8000 max-limit=0/48000 total-queue=default disabled=no
add name=”11″ target-addresses=192.168.0.11/32 dst-address=0.0.0.0/0 \
interface=all parent=trafikshaping priority=1 queue=default/default \
limit-at=0/8000 max-limit=0/48000 total-queue=default disabled=no
add name=”12″ target-addresses=192.168.0.12/32 dst-address=0.0.0.0/0 \
interface=all parent=trafikshaping priority=1 queue=default/default \
limit-at=0/8000 max-limit=0/48000 total-queue=default disabled=no
add name=”13″ target-addresses=192.168.0.13/32 dst-address=0.0.0.0/0 \
interface=all parent=trafikshaping priority=1 queue=default/default \
limit-at=0/8000 max-limit=0/48000 total-queue=default disabled=no
add name=”14″ target-addresses=192.168.0.14/32 dst-address=0.0.0.0/0 \
interface=all parent=trafikshaping priority=1 queue=default/default \
limit-at=0/8000 max-limit=0/48000 total-queue=default disabled=no
add name=”15″ target-addresses=192.168.0.15/32 dst-address=0.0.0.0/0 \
interface=all parent=trafikshaping priority=1 queue=default/default \
limit-at=0/8000 max-limit=0/48000 total-queue=default disabled=no

Perintah diatas karena dalam bentuk command line, bisa juga di copy
paste, selanjutnya di paste saja ke consol mikrotiknya. ingat lihat
dulu path atau direktory aktif. Silahkan dipaste saja, kalau posisi
direktorynya di Root.

——————————————————————-
Terminal vt102 detected, using multiline input mode
[admin@mikrotik] >
——————————————————————

Pilihan lain metode bandwidth manajemen ini, kalau seandainya ingin
bandwidth tersebut dibagi sama rata oleh Mikrotik, seperti bandwidth
256kbps downstream dan 256kbps upstream. Sedangkan client yang akan
mengakses sebanyak 10 client, maka otomatis masing-masing client
mendapat jatah bandwidth upstream dan downstream sebanyak 256kbps
dibagi 10. Jadi masing-masing dapat 25,6kbps. Andaikata hanya 2 Client
yang mengakses maka masing-masing dapat 128kbps.

Untuk itu dipakai type PCQ (Per Connection Queue), yang bisa secara
otomatis membagi trafik per client. Tentang jenis queue di mikrotik
ini dapat dibaca pada manualnya di http://www.mikrotik.com/testdocs/
ros/2.9/root/queue.php.

Sebelumnya perlu dibuat aturan di bagian MANGLE. Seperti :

——————————————————————–
/ip firewall mangle add chain=forward src-address=192.168.0.0/27 \
action=mark-connection new-connection-mark=users-con
/ip firewall mangle add connection-mark=users-con action=mark-packet \
new-packet-mark=users chain=forward
———————————————————————-

Karena type PCQ belum ada, maka perlu ditambah, ada 2 type PCQ ini.
Pertama diberi nama pcq-download, yang akan mengatur semua trafik
melalui alamat tujuan/destination address. Trafik ini melewati
interface Local. Sehingga semua traffik download/downstream yang
datang dari jaringan 192.168.0.0/27 akan dibagi secara otomatis.

Tipe PCQ kedua, dinamakan pcq-upload, untuk mengatur semua trafik upstream
yang berasal dari alamat asal/source address. Trafik ini melewati
interface public. Sehingga semua traffik upload/upstream yang berasal
dari jaringan 192.168.0.0/27 akan dibagi secara otomatis.

Perintah:
————————————————————————-
/queue type add name=pcq-download kind=pcq pcq-classifier=dst-address
/queue type add name=pcq-upload kind=pcq pcq-classifier=src-address
————————————————————————-

Setelah aturan untuk PCQ dan Mangle ditambahkan, sekarang untuk aturan
pembagian trafiknya. Queue yang dipakai adalah Queue Tree, Yaitu:

————————————————————————-
/queue tree add parent=Local queue=pcq-download packet-mark=users
/queue tree add parent=Public queue=pcq-upload packet-mark=users
————————————————————————-

Perintah diatas mengasumsikan, kalau bandwidth yang diterima dari provider
Internet berflukstuasi atau berubah-rubah. Jika kita yakin bahwa bandwidth
yang diterima, misalkan dapat 256kbs downstream, dan 256kbps upstream, maka
ada lagi aturannya, seperti :

Untuk trafik downstreamnya :
————————————————————————
/queue tree add name=Download parent=Local max-limit=256k
/queue tree add parent=Download queue=pcq-download packet-mark=users
————————————————————————-

Dan trafik upstreamnya :
—————————————————————————
/queue tree add name=Upload parent=Public max-limit=256k
/queue tree add parent=Upload queue=pcq-upload packet-mark=users
—————————————————————————

–[8]– Monitor MRTG via Web

Fasilitas ini diperlukan untuk monitoring trafik dalam bentuk grafik, dapat
dilihat dengan menggunakan browser. MRTG (The Multi Router Traffic Grapher)
telah dibuild sedemikian rupa, sehingga memudahkan kita memakainya. Telah
tersedia dipaket dasarnya.

Contoh konfigurasinya

————————————————————————-
/ tool graphing
set store-every=5min
/ tool graphing interface
add interface=all allow-address=0.0.0.0/0 store-on-disk=yes disabled=no
—————————————————————————

Perintah diatas akan menampilkan grafik dari trafik yang melewati interface
jaringan baik berupa Interface Public dan Interface Local, yang dirender
setiap 5 menit sekali. Juga dapat diatur Alamat apa saja yang dapat mengakses
MRTG ini, pada parameter allow-address.

–[9]– Keamanan di Mikrotik

Setelah beberapa Konfigurasi diatas telah disiapkan, tentu tidak lupa kita
perhatikan keamanan dari Mesin gateway Mikrotik ini, ada beberapa fasilitas
yang dipergunakan. Dalam hal ini akan dibahas tentang Firewallnya. Fasilitas
Firewall ini secara pringsip serupa dengan IP TABLES di Gnu/Linux hanya saja
beberapa perintah telah di sederhanakan namun berdaya guna.

Di Mikrotik perintah firewall ini terdapat dalam modus IP, yaitu

[admin@routerku] > /ip firewall

Terdapat beberapa packet filter seperti mangle, nat, dan filter.

————————————————————————-
[admin@routerku] ip firewall> ?

Firewall allows IP packet filtering on per packet basis.

.. — go up to ip
mangle/ — The packet marking management
nat/ — Network Address Translation
connection/ — Active connections
filter/ — Firewall filters
address-list/ –
service-port/ — Service port management
export –
————————————————————————–

Untuk kali ini kita akan lihat konfigurasi pada ip firewall filternya.

Karena Luasnya parameter dari firewall filter ini untuk pembahasan Firewall
Filter selengkapnya dapat dilihat pada manual mikrotik, di
http://www.mikrotik.com/testdocs/ros/2.9/ip/filter.php

Konfigurasi dibawah ini dapat memblokir beberapa Trojan, Virus, Backdoor
yang telah dikenali sebelumnya baik Nomor Port yang dipakai serta Protokolnya.
Juga telah di konfigurasikan untuk menahan Flooding dari Jaringan Publik dan
jaringan Lokal. Serta pemberian rule untuk Access control agar, Rentang
jaringan tertentu saja yang bisa melakukan Remote atau mengakses service
tertentu terhadap Mesin Mikrotik kita.

Contoh Aplikasi Filternya
—————————————————————————–
/ ip firewall filter
add chain=input connection-state=invalid action=drop comment=”Drop Invalid \
connections” disabled=no
add chain=input src-address=!192.168.0.0/27 protocol=tcp src-port=1024-65535 \
dst-port=8080 action=drop comment=”Block to Proxy” disabled=no
add chain=input protocol=udp dst-port=12667 action=drop comment=”Trinoo” \
disabled=no
add chain=input protocol=udp dst-port=27665 action=drop comment=”Trinoo” \
disabled=no
add chain=input protocol=udp dst-port=31335 action=drop comment=”Trinoo” \
disabled=no
add chain=input protocol=udp dst-port=27444 action=drop comment=”Trinoo” \
disabled=no
add chain=input protocol=udp dst-port=34555 action=drop comment=”Trinoo” \
disabled=no
add chain=input protocol=udp dst-port=35555 action=drop comment=”Trinoo” \
disabled=no
add chain=input protocol=tcp dst-port=27444 action=drop comment=”Trinoo” \
disabled=no
add chain=input protocol=tcp dst-port=27665 action=drop comment=”Trinoo” \
disabled=no
add chain=input protocol=tcp dst-port=31335 action=drop comment=”Trinoo” \
disabled=no
add chain=input protocol=tcp dst-port=31846 action=drop comment=”Trinoo” \
disabled=no
add chain=input protocol=tcp dst-port=34555 action=drop comment=”Trinoo” \
disabled=no
add chain=input protocol=tcp dst-port=35555 action=drop comment=”Trinoo” \
disabled=no
add chain=input connection-state=established action=accept comment=”Allow \
Established connections” disabled=no
add chain=input protocol=udp action=accept comment=”Allow UDP” disabled=no
add chain=input protocol=icmp action=accept comment=”Allow ICMP” disabled=no
add chain=input src-address=192.168.0.0/27 action=accept comment=”Allow access \
to router from known network” disabled=no
add chain=input action=drop comment=”Drop anything else” disabled=no
add chain=forward protocol=tcp connection-state=invalid action=drop \
comment=”drop invalid connections” disabled=no
add chain=forward connection-state=established action=accept comment=”allow \
already established connections” disabled=no
add chain=forward connection-state=related action=accept comment=”allow \
related connections” disabled=no
add chain=forward src-address=0.0.0.0/8 action=drop comment=”” disabled=no
add chain=forward dst-address=0.0.0.0/8 action=drop comment=”” disabled=no
add chain=forward src-address=127.0.0.0/8 action=drop comment=”” disabled=no
add chain=forward dst-address=127.0.0.0/8 action=drop comment=”” disabled=no
add chain=forward src-address=224.0.0.0/3 action=drop comment=”” disabled=no
add chain=forward dst-address=224.0.0.0/3 action=drop comment=”” disabled=no
add chain=forward protocol=tcp action=jump jump-target=tcp comment=”” \
disabled=no
add chain=forward protocol=udp action=jump jump-target=udp comment=”” \
disabled=no
add chain=forward protocol=icmp action=jump jump-target=icmp comment=”” \
disabled=no
add chain=tcp protocol=tcp dst-port=69 action=drop comment=”deny TFTP” \
disabled=no
add chain=tcp protocol=tcp dst-port=111 action=drop comment=”deny RPC \
portmapper” disabled=no
add chain=tcp protocol=tcp dst-port=135 action=drop comment=”deny RPC \
portmapper” disabled=no
add chain=tcp protocol=tcp dst-port=137-139 action=drop comment=”deny NBT” \
disabled=no
add chain=tcp protocol=tcp dst-port=445 action=drop comment=”deny cifs” \
disabled=no
add chain=tcp protocol=tcp dst-port=2049 action=drop comment=”deny NFS” \
disabled=no
add chain=tcp protocol=tcp dst-port=12345-12346 action=drop comment=”deny \
NetBus” disabled=no
add chain=tcp protocol=tcp dst-port=20034 action=drop comment=”deny NetBus” \
disabled=no
add chain=tcp protocol=tcp dst-port=3133 action=drop comment=”deny \
BackOriffice” disabled=no
add chain=tcp protocol=tcp dst-port=67-68 action=drop comment=”deny DHCP” \
disabled=no
add chain=udp protocol=udp dst-port=69 action=drop comment=”deny TFTP” \
disabled=no
add chain=udp protocol=udp dst-port=111 action=drop comment=”deny PRC \
portmapper” disabled=no
add chain=udp protocol=udp dst-port=135 action=drop comment=”deny PRC \
portmapper” disabled=no
add chain=udp protocol=udp dst-port=137-139 action=drop comment=”deny NBT” \
disabled=no
add chain=udp protocol=udp dst-port=2049 action=drop comment=”deny NFS” \
disabled=no
add chain=udp protocol=udp dst-port=3133 action=drop comment=”deny \
BackOriffice” disabled=no
add chain=input protocol=tcp psd=21,3s,3,1 action=add-src-to-address-list \
address-list=”port scanners” address-list-timeout=2w comment=”Port \
scanners to list ” disabled=no
add chain=input protocol=tcp tcp-flags=fin,!syn,!rst,!psh,!ack,!urg \
action=add-src-to-address-list address-list=”port scanners” \
address-list-timeout=2w comment=”NMAP FIN Stealth scan” disabled=no
add chain=input protocol=tcp tcp-flags=fin,syn action=add-src-to-address-list \
address-list=”port scanners” address-list-timeout=2w comment=”SYN/FIN \
scan” disabled=no
add chain=input protocol=tcp tcp-flags=syn,rst action=add-src-to-address-list \
address-list=”port scanners” address-list-timeout=2w comment=”SYN/RST \
scan” disabled=no
add chain=input protocol=tcp tcp-flags=fin,psh,urg,!syn,!rst,!ack \
action=add-src-to-address-list address-list=”port scanners” \
address-list-timeout=2w comment=”FIN/PSH/URG scan” disabled=no
add chain=input protocol=tcp tcp-flags=fin,syn,rst,psh,ack,urg \
action=add-src-to-address-list address-list=”port scanners” \
address-list-timeout=2w comment=”ALL/ALL scan” disabled=no
add chain=input protocol=tcp tcp-flags=!fin,!syn,!rst,!psh,!ack,!urg \
action=add-src-to-address-list address-list=”port scanners” \
address-list-timeout=2w comment=”NMAP NULL scan” disabled=no
add chain=input src-address-list=”port scanners” action=drop comment=”dropping \
port scanners” disabled=no
add chain=icmp protocol=icmp icmp-options=0:0 action=accept comment=”drop \
invalid connections” disabled=no
add chain=icmp protocol=icmp icmp-options=3:0 action=accept comment=”allow \
established connections” disabled=no
add chain=icmp protocol=icmp icmp-options=3:1 action=accept comment=”allow \
already established connections” disabled=no
add chain=icmp protocol=icmp icmp-options=4:0 action=accept comment=”allow \
source quench” disabled=no
add chain=icmp protocol=icmp icmp-options=8:0 action=accept comment=”allow \
echo request” disabled=no
add chain=icmp protocol=icmp icmp-options=11:0 action=accept comment=”allow \
time exceed” disabled=no
add chain=icmp protocol=icmp icmp-options=12:0 action=accept comment=”allow \
parameter bad” disabled=no
add chain=icmp action=drop comment=”deny all other types” disabled=no
add chain=tcp protocol=tcp dst-port=25 action=reject \
reject-with=icmp-network-unreachable comment=”Smtp” disabled=no
add chain=tcp protocol=udp dst-port=25 action=reject \
reject-with=icmp-network-unreachable comment=”Smtp” disabled=no
add chain=tcp protocol=tcp dst-port=110 action=reject \
reject-with=icmp-network-unreachable comment=”Smtp” disabled=no
add chain=tcp protocol=udp dst-port=110 action=reject \
reject-with=icmp-network-unreachable comment=”Smtp” disabled=no
add chain=tcp protocol=udp dst-port=110 action=reject \
reject-with=icmp-network-unreachable comment=”Smtp” disabled=no
—————————————————————————–

–[10.1]– Service dan Melihat Service yang Aktif dengan PortScanner

Untuk memastikan Service apa saja yang aktif di Mesin mikrotik, perlu kita
pindai terhadap port tertentu, seandainya ada service yang tidak dibutuhkan,
sebaiknya dimatikan saja.

Untuk menonaktifkan dan mengaktifkan servise, perintah adalah :

Kita periksa dahulu service apa saja yang aktif

———————————————————————————-
[admin@routerku] > ip service
[admin@routerku] ip service> print
Flags: X - disabled, I - invalid
# NAME PORT ADDRESS CERTIFICATE
0 X telnet 23 0.0.0.0/0
1 ftp 21 0.0.0.0/0
2 www 80 0.0.0.0/0
3 ssh 22 0.0.0.0/0
4 www-ssl 443 0.0.0.0/0 none
[admin@routerku] ip service>
———————————————————————————-

Misalkan service FTP akan dinonaktifkan, yaitu di daftar diatas terletak pada
nomor 1 (lihat bagian Flags) maka :

———————————————————————————
[admin@routerku] ip service> set 1 disabled=yes
———————————————————————————

Perlu kita periksa lagi,

———————————————————————————
[admin@routerku] ip service> print
Flags: X - disabled, I - invalid
# NAME PORT ADDRESS CERTIFICATE
0 X telnet 23 0.0.0.0/0
1 X ftp 21 0.0.0.0/0
2 www 80 0.0.0.0/0
3 ssh 22 0.0.0.0/0
4 www-ssl 443 0.0.0.0/0 none
[admin@router.dprd.provinsi] ip service>
———————————————————————————

Sekarang service FTP telah dinonaktifkan.

Dengan memakai tool nmap kita dapat mencek port apa saja yang aktif pada mesin
gateway yang telah dikonfigurasikan.

Perintah : nmap -vv -sS -sV -P0 192.168.0.30

Hasil :

————————————————————————————-
Starting Nmap 4.20 ( http://insecure.org ) at 2007-04-04 19:55 SE Asia Standard Time
Initiating ARP Ping Scan at 19:55
Scanning 192.168.0.30 [1 port]
Completed ARP Ping Scan at 19:55, 0.31s elapsed (1 total hosts)
Initiating Parallel DNS resolution of 1 host. at 19:55
Completed Parallel DNS resolution of 1 host. at 19:55, 0.05s elapsed
Initiating SYN Stealth Scan at 19:55
Scanning 192.168.0.30 [1697 ports]
Discovered open port 22/tcp on 192.168.0.30
Discovered open port 53/tcp on 192.168.0.30
Discovered open port 80/tcp on 192.168.0.30
Discovered open port 21/tcp on 192.168.0.30
Discovered open port 3986/tcp on 192.168.0.30
Discovered open port 2000/tcp on 192.168.0.30
Discovered open port 8080/tcp on 192.168.0.30
Discovered open port 3128/tcp on 192.168.0.30
Completed SYN Stealth Scan at 19:55, 7.42s elapsed (1697 total ports)
Initiating Service scan at 19:55
Scanning 8 services on 192.168.0.30
Completed Service scan at 19:57, 113.80s elapsed (8 services on 1 host)
Host 192.168.0.30 appears to be up … good.
Interesting ports on 192.168.0.30:
Not shown: 1689 closed ports
PORT STATE SERVICE VERSION
21/tcp open ftp MikroTik router ftpd 2.9.27
22/tcp open ssh OpenSSH 2.3.0 mikrotik 2.9.27 (protocol 1.99)
53/tcp open domain?
80/tcp open http MikroTik router http config
2000/tcp open callbook?
3128/tcp open http-proxy Squid webproxy 2.5.STABLE11
3986/tcp open mapper-ws_ethd?
8080/tcp open http-proxy Squid webproxy 2.5.STABLE11
2 services unrecognized despite returning data. If you know the service/version,
please submit the following fingerprints at
http://www.insecure.org/cgi-bin/servicefp-submit.cgi :

==============NEXT SERVICE FINGERPRINT (SUBMIT INDIVIDUALLY)==============
SF-Port53-TCP:V=4.20%I=7%D=4/4%Time=4613A03C%P=i686-pc-windows-windows%r(D
SF:NSVersionBindReq,E,”\x0c\x06\x81\x84″)%r(DNSStatusR
SF:equest,E,”\x0c\x90\x84″);
==============NEXT SERVICE FINGERPRINT (SUBMIT INDIVIDUALLY)==============
SF-Port2000-TCP:V=4.20%I=7%D=4/4%Time=4613A037%P=i686-pc-windows-windows%r
SF:(NULL,4,”\x01″)%r(GenericLines,4,”\x01″)%r(GetRequest,18,”\
SF:x01\x02d\?\xe4{\x9d\x02\x1a\xcc\x8b\xd1V\xb2F\xff9\xb0″)%r(
SF:HTTPOptions,18,”\x01\x02d\?\xe4{\x9d\x02\x1a\xcc\x8b\xd1V\x
SF:b2F\xff9\xb0″)%r(RTSPRequest,18,”\x01\x02d\?\xe4{\x9d\x02\x
SF:1a\xcc\x8b\xd1V\xb2F\xff9\xb0″)%r(RPCCheck,18,”\x01\x02d\?\
SF:xe4{\x9d\x02\x1a\xcc\x8b\xd1V\xb2F\xff9\xb0″)%r(DNSVersionBindReq,18,”\
SF:x01\x02d\?\xe4{\x9d\x02\x1a\xcc\x8b\xd1V\xb2F\xff9\xb0″)%r(
SF:DNSStatusRequest,4,”\x01″)%r(Help,4,”\x01″)%r(X11Probe,4,”\
SF:x01″)%r(FourOhFourRequest,18,”\x01\x02\xb9\x15&\xf1A\
SF:]\+\x11\n\xf6\x9b\xa0,\xb0\xe1\xa5″)%r(LPDString,4,”\x01″)%r(LDAP
SF:BindReq,4,”\x01″)%r(LANDesk-RC,18,”\x01\x02\xb9\x15&\
SF:xf1A\]\+\x11\n\xf6\x9b\xa0,\xb0\xe1\xa5″)%r(TerminalServer,4,”\x01\
SF:0″)%r(NCP,18,”\x01\x02\xb9\x15&\xf1A\]\+\x11\n\xf6\x9b\xa0,
SF:\xb0\xe1\xa5″)%r(NotesRPC,18,”\x01\x02\xb9\x15&\xf1A\]\+\x1
SF:1\n\xf6\x9b\xa0,\xb0\xe1\xa5″)%r(NessusTPv10,4,”\x01″);
MAC Address: 00:90:4C:91:77:02 (Epigram)
Service Info: Host: routerku; Device: router

Service detection performed. Please report any incorrect results at
http://insecure.org/nmap/submit/ .

Nmap finished: 1 IP address (1 host up) scanned in 123.031 seconds
Raw packets sent: 1706 (75.062KB) | Rcvd: 1722 (79.450KB)

—————————————————————————

Dari hasil scanning tersebut dapat kita ambil kesimpulan, bahwa service dan
port yang aktif adalah FTP dalam versi MikroTik router ftpd 2.9.27. Untuk
SSH dengan versi OpenSSH 2.3.0 mikrotik 2.9.27 (protocol 1.99). Serta Web
proxy memakai Squid dalam versi Squid webproxy 2.5.STABLE11.

Tentu saja pihak vendor mikrotik telah melakukan patch terhadap Hole atau
Vulnerabilities dari Versi Protocol diatas.

–[10.2]– Tool administrasi Jaringan

Secara praktis terdapat beberapa tool yang dapat dimanfaatkan dalam mela
kukan troubleshooting jaringan, seperti tool ping, traceroute, SSH, dll.
Beberapa tool yang sering digunakan nantinya dalam administrasi sehari-hari
adalah :

o Telnet
o SSH
o Traceroute
o Sniffer

a. Telnet
Perintah remote mesin ini hampir sama penggunaan dengan telnet yang ada
di Linux atau Windows.

[admin@routerku] > system telnet ?

Perintah diatas untuk melihat sekilias paramater apa saja yang ada. Misalnya
mesin remote dengan ip address 192.168.0.21 dan port 23. Maka

[admin@routerku] > system telnet 192.168.0.21

Penggunaan telnet sebaiknya dibatasi untuk kondisi tertentu dengan alasan
keamanan, seperti kita ketahui, packet data yang dikirim melalui telnet
belum di enskripsi. Agar lebih amannya kita pergunakan SSH.

b. SSH
Sama dengan telnet perintah ini juga diperlukan dalam remote mesin, serta
pringsipnya sama juga parameternya dengan perintah di Linux dan Windows.

[admin@routerku] > system ssh 192.168.0.21

Parameter SSH diatas, sedikit perbedaan dengan telnet. Jika lihat helpnya
memiliki parameter tambahan yaitu user.

——————————————————————————
[admin@routerku] > system ssh ?
The SSH feature can be used with various SSH Telnet clients to securely connect
to and administrate the router


user — User name
port — Port number

[admin@routerku] >
——————————————————————————

Misalkan kita akan melakukan remote pada suatu mesin dengan sistem
operasinya Linux, yang memiliki Account, username Root dan Password
123456 pada Address 66.213.7.30. Maka perintahnya,

—————————————————————————–
[admin@routerku] > system ssh 66.213.7.30 user=root
root@66.213.7.30’s password:
—————————————————————————-

c. Traceroute

Mengetahui hops atau router apa saja yang dilewati suatu packet sampai packet
itu terkirim ke tujuan, lazimnya kita menggunakan traceroute. Dengan tool ini
dapat di analisa kemana saja route dari jalannya packet.

Misalkan ingin mengetahui jalannya packet yang menuju server yahoo, maka:

—————————————————————————-
[admin@routerku] > tool traceroute yahoo.com ADDRESS STATUS
1 63.219.6.nnn 00:00:00 00:00:00 00:00:00
2 222.124.4.nnn 00:00:00 00:00:00 00:00:00
3 192.168.34.41 00:00:00 00:00:00 00:00:00
4 61.94.1.253 00:00:00 00:00:00 00:00:00
5 203.208.143.173 00:00:00 00:00:00 00:00:00
6 203.208.182.5 00:00:00 00:00:00 00:00:00
7 203.208.182.114 00:00:00 00:00:00 00:00:00
8 203.208.168.118 00:00:00 00:00:00 00:00:00
9 203.208.168.134 timeout 00:00:00 00:00:00
10 216.115.101.34 00:00:00 timeout timeout
11 216.115.101.129 timeout timeout 00:00:00
12 216.115.108.1 timeout timeout 00:00:00
13 216.109.120.249 00:00:00 00:00:00 00:00:00
14 216.109.112.135 00:00:00 timeout timeout
——————————————————————————

d. Sniffer

Kita dapat menangkap dan menyadap packet-packet yang berjalan
di jaringan kita, tool ini telah disediakan oleh Mikrotik yang berguna
dalam menganalisa trafik.

—————————————————————————-
[admin@routerku] > tool sniffer
Packet sniffering

.. — go up to tool
start — Start/reset sniffering
stop — Stop sniffering
save — Save currently sniffed packets
packet/ — Sniffed packets management
protocol/ — Protocol management
host/ — Host management
connection/ — Connection management
print –
get — get value of property
set –
edit — edit value of property
export –
—————————————————————————-

Untuk memulai proses sniffing dapat menggunakan perintah Start, sedangkan
menghentikannya dapat menggunaka perintah Stop.

[admin@routerku] > tool sniffer start
Deskripsi

Perintah /import [file_name] merupakan perintah pada tingkatan root yang melakukan restore berdasarkan informasi konfigurasi yang tersimpan di dalam sebuah file. Perintah ini digunakan untuk melakukan restore sebagian konfigurasi setelah menjalankan /system reset atau akibat peristiwa lain yang menyebabkan konfigurasi router berubah atau hilang.
Catatan, Perintah ini tidak diperuntukan untuk melakukan restore konfigurasi secara keseluruhan, melainkan hanya sebagian dari konfigurasi (sebagai contoh, rule pada firewall rules) untuk mempersingkat waktu yang dibutuhkan dalam melakukan konfigurasi tipikal.
Deskripsi Perintah

file=[filename] – memanggil konfigurasi yang telah diexport sebelumnya ke dalam router
Contoh

Untuk memanggil file hasil export gunakan perintah berikut:

[admin@MikroTik] > import address.rsc

Opening script file address.rsc

Script file loaded successfully

[admin@MikroTik] >


Reset Konfigurasi

Nama perintah: /system reset
Deskripsi

Perintah ini menghapus semua konfigurasi router dan mengembalikan konfigurasi ke dalam kondisi default termasuk nama login dan password (‘admin’ tanpa password), IP Address dan konfigurasi lain juga dihapus dan interface menjadi disabled atau tidak aktif. Setelah menjalankan perintah ini router akan melakukan booting ulang.
Deskripsi Perintah

reset – menghapus konfigurasi router
Catatan

Apabila router sebelumnya diinstall dengan menggunakan netinstall dan ada script yang berjalan di awal untuk melakukan konfigurasi inisial, perintah reset akan menjalankan script tersebut setelah menghapus konfigurasi. Untuk menghindari hal ini harus dilakukan instalasi ulang.
Contoh

[admin@MikroTik] > system reset

Dangerous! Reset anyway? [y/N]: n

action cancelled

[admin@MikroTik] >


Sabtu, 26 Juni 2010

Setting Mikrotik



Membuat Router Dengan Mikrotik

MikroTik RouterOS adalah sistem operasi dan yang dapat digunakan untuk menjadikan

komputer
manjadi router network yang handal, mencakup berbagai fitur lengkap untuk network dan

wireless.

* Install Mikrotik OS

– Siapkan PC, minimal Pentium I, RAM 64,HD 500M atau pake flash memory 64
– Di server / PC harus ada minimal 2 ethernet, 1 ke arah luar dan 1 lagi ke Network local
– Masukan CD mikrotik ke CD-ROM
– Boot dari CD-ROM
– Ikuti petunjuk yang ada, gunakan syndrom next-next dan default
– Install paket-paket utama, lebih baiknya semua packet dengan cara menandainya (tekan a)
– Setelah semua paket ditandai maka untuk menginstalnya tekan "I"
– Lama Install +- 15 menit
– Setelah diinstall beres, PC akan merestart dan muncul tampilan login

* Setting dasar mikrotik

Langkah awal dari semua langkah konfigurasi mikrotik adalah setting ip.
Hal ini bertujuan agar mikrotik bisa di remote dan dengan winbox dan memudahkan kita untuk
melakukan berbagai macam konfigurasi.
– Login sebagai admin degan default password ga usah diisi langsung enter

Langkah setting Mikrotik TEXT

1. Install - OK

2. Memberi nama MikroTik
perintah :
system identity set name=Diie

3. Mengganti nama interface
perintah :
interface ethernet set ether1 name=wan
interface ethernet set ether2 name=lan
cek :
interface print

4. Setting IP
IP wan (dari ISP)
perintah :
ip address add address 125.160.116.99 netmask 255.0.0.0 interface ether1
(IP tersebut adalah IP public / IP yang yang ada koneksi Internet)

IP lan
perintah :
ip address add address 192.168.8.1 netmask 255.255.255.0 interface ether2
(IP tersebut adalah IP Local anda)

cek :
ip address print
ping 192.168.8.1
ping 125.160.116.99

5. Setting Gateway
perintah :
ip route add gateway=125.160.116.90 (dari ISP)

cek :
ip route print
ping 125.160.116.90

6. Setting DNS
Primary DNS
perintah :
ip dns set primary-dns=202.134.0.155 (dari ISP)

Secondary DNS
perintah :
ip dns set secondary-dns=202.134.1.10 (dari ISP)

7. Setting Routing masquerade ke eth1 (wan)
perintah :
ip firewall nat add chain=srcnat action=masquerade out-interface=wan

8. Set password
perintah :
password
old password:
new password: xxxxxxxxx
retype new password: xxxxxxxxx

* Blok Situs Lewat Mikrotik

Langkah-langkahnya :
1. Login ke Mikrotik anda dengan biasa, dengan mengitikan user admin dan masukan passwordnya

xxxxxxxxx
2. Setelah itu anda ketikan perintah berikut:
ip web-proxy> set enabled=yes port=8080 max-object-size=131072 hostname=admin

transparent-proxy=yes cache-administrator=muhsin.khoirudin@gmail.com
3. Kemudian ketikan kode berikut:
ip web-proxy> print
Maka akan muncul kata-kata berikut :
enabled: yes
src-address: 0.0.0.0
port: 8080
hostname: 83h0m8
transparent-proxy: yes
parent-proxy: 0.0.0.0:0
cache-administrator: 83h0m8@gmail.com
max-object-size: 131072 KiB
cache-drive: system
max-cache-size: none
max-ram-cache-size: unlimited
status: running
reserved-for-cache: 3514368KiB
reserved-for-ram-cache: 19456KiB
4. Dan utk membuat transparent ketikan kode berikut :
/ip firewall nat add chain=dstnat protocol=tcp dst-port=80 action=redirect to-ports=80805
Nah sekarang buat rule di firewall filter agar tidak jdi open proxy, ketikan kode berikut

:
/ip firewall filter add chain=input in-interface=wan src-address=0.0.0.0/0 protocol=tcp

dst-port=8080 action=drop
6. Dan sekarang kita masukan rule untuk mem-block situs-nya..!! Misal kita akan memblok

situs "www.sex.com"maka ketikan kode berikut :
/ip web-proxy access add url="sex.com" action=deny comment="" disabled=no
7. Dan seterusnya....
Nah jika kita ingin mem-block situs dengan cara "kata2 tertentu akan kita block, contoh

kita akan block kata "sex" maka ketikan kode berikut :
/ip web-proxy access add url="sex" action=deny comment="" disabled=no

* Mikrotik sebagai Bandwidth controller

Untuk bandwith controller, bisa dengan sistem simple queue ataupun bisa dengan mangle
Perintahnya :
queue simple> add name=Komputer01 interface=lan target-address=192.168.1.2/24

max-limit=65536/131072
queue simple> add name=Komputer02 interface=lan target-address=192.168.1.3/24

max-limit=65536/131072
dan seterusnya…



Install DHCP Pada Linux Debian Etch 4.0



Install paket dhcp server

# apt-get install dhcp3-server

2. Konfigurasi dhcp server

# vim /etc/dhcp3/dhcp.conf

Konfigurasi utama DHCP Server terletak pada /etc/dhcp3/dhcpd.conf.

optiondomain-name-servers 192.168.254.1;
subnet 192.168.254.0 netmask 255.255.255.0 {
range 192.168.254.1 192.168.254.10;
optiondomain-name-servers 192.168.254.1;
option domain-name “testing.com”;
option routers 192.168.254.1;
option broadcast-address 192.168.252.15;
default-lease-time 3600;
max-lease-time 7200;
}

keterangan: pada baris pertama merupakan subnet dan netmask, baris kedua adalah range ip address yang kita alokasikan untuk klien, baris ketiga pemberian DNS untuk klien, baris keempat adalah name buat klien, baris kelima merupakan router ip, baris keenam merupakan broadcast ip, baris ketujuh adalah default waktu sewa dan baris terakhir maksimum waktu sewa.

3. Konfigurasi interface default

# vim /etc/default/dhcp

Konfigurasi utama DHCP server terletak pada /etc/default/dhcp

INTERFACE=”eth0?

(interface yang digubakan sbg dhcp server)

Restart DHCP server

$ /etc/init.d/dhcp3-server restart jika tidak ada error, berarti konfigurasi telah benar

4. Konfigurasi interface card

auto eth0
iface eth0 inet static
address 192.168.254.1
netmask 255.255.255.0
network 192.168.254.0
broadcast 192.168.254.255
gateway 192.168.254.1

5. Client konfigurasi

Rubah file berikut

# nano /etc/network/interfaces

masukkan konfigurasi:

auto eth0
iface eth0 inet dhcp

kemudian restart service networking

# /etc/init.d/networking restart

kemudian cek IP address

# ifconfig

semoga tulisan ini bermanfaat……



Tags

Pengikut